Pasangan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, seusai mengikuti debat Capres dan Cawapres pertama di Balai Sarbini Jakarta, Senin (9/6/2014). Debat kali ini merupakan debat tahap pertama yang menghadirkan pasangan capres dan cawapres dari lima kali debat yang dijadwalkan dengan tema yang Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum.
Debat capres 2014, Senin (9/6/2014) malam telah berakhir. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Mercu Buana Heri Budianto memberikan penilaian yang berbeda terhadap hasil jawaban kedua pasangan capres-cawapres pada debat perdana dengan tema Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan Bersih dan Kepastian Hukum.
Dia menilai jawaban-jawaban yang disampaikan oleh pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terkesan normatif, sedangkan jawaban yang disampaikan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai lebih solutif.
“Saya melihat Jokowi-JK lebih bisa memberikan jalan keliar terhadap persoalan-persoalan yang berkaitan dengan tema debat, sedangkan Prabowo-Hatta lebih terkesan normatif karena seringkali menjawab dengan retorika,” kata Heri kepada JIBI/Bisnis di Jakarta, Senin (9/6).
Selain itu, pasangan Jokowi-JK dinilai sedikit lebih unggul dari Prabowo-Hatta, karena mereka seringkali menggunakan kata-kata yang mudah dipahami publik secara umunm, sedangkan Prabowo-Hatta seringkali menggunakan kata-kata yang hanya dapat dipahami oleh kalangan tertentu saja.
Kekuatan Seimbang
Meskipun demikian, Heri menilai keduanya memiliki kekuatan yang cukup seimbang dalam perdebatan pertama ini. Dari tiga aspek yang dibahas dalam perdebatan ini kedua pasangan telah memberikan jawaban yang cukup seimbang.
Dari aspek demokrasi, keduanya mengemukakan gagasan dan program yang hampir sama.
“Tidak ada perbedaan yang signifikan dari jawaban keduanya soal demokrasi,” ujarnya.
Selanjutnya, dari aspek kepastian hukum, keduanya juga dinilai seimbang. Pasalnya, kedua pasangan sama-sama menyatakan komitmennya untuk memperkuat institusi hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Polri.
Adapun, mengenai aspek pemerintahan yang bersih, gagasan Jokowi-Jk dinilai lebih unggul dibandingkan gagasan yang dikemukakan Prabowo-Hatta.
“Soal kebijakan publik, Jokowi-JK lebih aplikatif dan terukur, karena keduanya sudah punya pengalaman di pemerintahan, sedangkan pasanga Prabowo-Hatta kurang memberikan jawaban secara kongkrit,”jelasnya.
Menanggapi soliditas masing-masing pasangan. Dia menilai kedua pasangan juga mendapat nilai yang seimbang. Pada segmen 1,2 dan 3 pasangan Prabowo-Hatta dinilai lebih solid dibandingkan dengan pasangan Jokowi-JK.
“Meskipun dia [Jokowi) sudah tampil matang, tetapi dia masih terlihat kaku, terlihat di awal-awal segmen, JK lebih banyak mendominasi jawaban-jawaban yang diajukan, JK bisa mengurangi kekurangan Jokowi di awal segmen,”ucapnya.
Meskipun demikian, di segmen terakhir yaitu 4,5, dan 6 Jokowi-JK terlihat lebih solid, sebab Jokowi mulai bisa mengambil alih dan menguasai forum.”