|
Cerita Motivasi |
Cerita Motivasi ini semoga dapat memotivasi Anda semua nya:
Suatu sore di dalam salon, Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada".
"Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen.
"Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan... untuk
menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
Adakah yang sakit??,
Adakah anak terlantar??
Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan
membiarkan ini semua terjadi."
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena
dia tidak ingin memulai adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi
meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada
orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, "Kamu tahu,
sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."
Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu ??".
"Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"
"Tidak!" elak si konsumen.
"Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang
dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang diluar sana ", si konsumen menambahkan.
"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur.
" Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa
mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.
"Cocok!" kata si konsumen menyetujui. "Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
Si tukang cukur terbengong !!!
Ibu Adalah Pembohong:
Seorang ibu dalam hidupnya membuat kebohongan :
1. Saat makan, jika makanan kurang, Ia akan memberikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, “Cepatlah makan, ibu tdk lapar.”
2. Waktu makan, Ia selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, “ibu tdk suka daging, makanlah, nak..”
3. Tengah malam saat dia sedang menjaga anaknya yang sakit, Ia berkata, “Istirahatlah nak, ibu masih belum ngantuk..”
4. Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, “Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang.”
5. Saat anak sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar, Ia lantas berkata, “Rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa tinggal di sana.”
Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anaknya akan menangis, tetapi ibu masih bisa tersenyum sambil berkata, “Jangan menangis, ibu tidak apa apa.” Ini adalah kebohongan terakhir yang dibuat ibu. Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa dewasanya kita, ibu selalu menganggap kita anak kecilnya, mengkhawatirkan diri kita tapi tidak pernah membiarkan kita mengkhawatirkan dirinya.
Semoga semua anak di dunia ini bisa menghargai setiap kebohongan seorang Ibu, karena beliaulah `malaikat` nyata yang dikirim TUHAN untuk menjaga kita.
Memahami Arti Kehilangan:
Ada seorang perempuan yang merasa sangat kehilangan saat ditinggal mati suami yang sangat dicintainya.
Demikian besar rasa cintanya, sehingga ia memutuskan untuk mengawetkan mayat suaminya dan meletakkannya di dalam kamar.
Setiap hari, dia menangisi suaminya yang telah menemaninya bertahun-tahun. Wanita itu merasa dengan kematian suaminya, maka tidak ada lagi makna dari hidup yang dijalaninya.
Cerita tentang wanita itu terdengar oleh seorang pria bijak yang juga terkenal memiliki kesaktian yang tinggi. Didatanginya wanita tersebut, dan dia mengatakan bisa menghidupkan kembali suaminya. Dengan syarat dia meminta disediakan beberapa bumbu dapur yang mana hampir setiap rumah memilikinya.
Namun, ada syarat lain, bumbu dapur tersebut harus diminta dari rumah yang anggota keluarganya belum pernah ada yang meninggal dunia sama sekali.
Mendengar hal itu, muncul semangat di hati sang wanita tersebut. Dia berkeliling ke semua tetangga dan berbagai penjuru tempat. Setiap rumah memiliki bumbu dapur yang diminta oleh si orang bijak, tapi setiap rumah mengaku pernah mengalami musibah ditinggal mati oleh kerabatnya. Entah itu orang tua, suami, nenek, kakek, adik, bahkan ada yang anaknya sudah meninggal.
Waktu berjalan dan tidak ada satu pun rumah yang didatanginya bisa memenuhi syarat yang dibutuhkan.
Hal ini menjadikan wanita tersebut sadar, bahwa bukan hanya dirinya yang ditinggal mati oleh orang yang disayanginya.
Akhirnya, dia kembali mendatangi si orang bijak dan menyatakan pasrah akan kematian suaminya. Hingga kemudian dia menguburkan mayat suaminya, dan menyadari bahwa semua orang pasti pernah mengalami masalah sebagaimana yang dihadapinya.
Pesan :
Jangan pernah menganggap bahwa masalah yang ada pada kita merupakan masalah yang paling besar, sehingga kita mengorbankan waktu hanya untuk terus meratapi musibah tersebut. Yakinlah, bahwa semua orang di dunia ini pernah mengalami musibah, apapun bentuknya. Yang membedakan adalah bagaimana seseorang menghadapi dan menyikapi masalah yang ada pada dirinya.
Kasih Tulus Tanpa Batas:
Dahulu kala di suatu negeri pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga terlihat memberatkan kehidupan anaka-anaknya.
Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya kehutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya disepanjang jalan yang mereka lalui.
Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan ibunya dan mengucapkan kata perpisahan pada ibunya sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap ibunya.
Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata “Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tdk berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah. ”
Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah.
Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibunya dan sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.
Pesan moral:
“Orang Tua” bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Karena pada saat engkau sukses atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya “Orang Tua” yang mengerti kita dan batinnya akan menderita kalau kita susah.
“Orang Tua” kita tidak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kepada orang tua kita. Namun “Orang Tua” kita akan tetap mengasihi kita.
Mulai sekarang mari kita lebih mengasihi “Orang Tua” kita selagi mereka masih hidup dan berikanlah doa tulus untuk setiap kebahagiaan mereka.